Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan bisa melatih 50 ribu orang di 5 kota Indonesia selama masa pemulihan ekonomi nasional. Adapun pelatihan ini merupakan arahan Presiden Jokowi dan akan diutamakan bagi pelaku UMKM, lulusan pendidikan tinggi, profesional dan Aparatur Sipil Negara.

“Program ini sesuai arahan Presiden Jokowi bagaimana Indonesia harus masuk ke transformasi digital,” papar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/6/2021).

Di acara pembukaan TalenTalks Event Aga Kareba, di Makassar, Sulawesi Selatan kemarin, Hary menjelaskan akan ada 5 arahan yang perlu dilaksanakan untuk hilirisasi ekonomi digital di Indonesia.

Dalam hal ini, Kominfo akan menyiapkan program akselerasi melalui pelatihan di Denpasar, Makassar, Medan, Semarang, dan Solo tahun ini.

“Kita canangkan lima kota bisa sebagai contoh, nanti kota lain akan dilakukan tahun berikutnya, sekitar 20 kota per tahun agar bisa mengakselerasi masyarakat masuk ke dunia digital merata ke seluruh Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut Hary menyampaikan mulai Juni-Desember 2021, Kominfo menargetkan untuk melatih komunitas digital, masyarakat profesional dan ASN dalam akselerasi. Hal ini merupakan salah satu upaya guna mendukung hilirisasi ekonomi digital.

“Target kita di setiap kota bisa melatih 6.500 ibu rumah tangga, pegiat Karang Taruna dan masyarakat umum. Kemudian 3.000 orang alumni perguruan tinggi dan profesional untuk up dan re-skilling. Dan 500 pimpinan ASN beserta perangkat pemerintah,” paparnya.

Terkait pelatihan, pihaknya juga akan menghadirkan beberapa tema pelatihan. Para ASN misalnya, dapat memilih tema pelatihan seperti Digital Leadership, Cyber Security, Office Administration dan Jaringan Komputer.

Sedangkan lulusan pendidikan tinggi, tema pelatihan akan berupa Data Science, Cloud Computing, dan Artificial Intelligence. Untuk ibu rumah tangga dan masyarakat umum dapat memilih tema antara lain, Kewirausahaan Digital, Digital Marketing dan Chat Bot.

Dalam kesempatan tersebut, Hary menjelaskan terkait kondisi industri secara global yang terpuruk selama pandemi COVID-19. Bahkan, banyak orang tak hanya di Indonesia kesulitan untuk dapat bekerja secara langsung.

Meskipun demikian, Hary menyebut ekonomi harus tetap berjalan, Menurutnya, saat ini terdapat dua sektor yang dapat menopang kebangkitan ekonomi. Adapun keduanya yakni sektor kewirausahaan, khususnya UMKM dan pariwisata yang dikemas secara digital. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu menerapkan ekonomi digital.

“Dua sektor itu yang dorong ekonomi digital Indonesia,” katanya.

Selain itu, Hary mengatakan dalam beberapa kesempatan, Jokowi juga menyatakan kebutuhan talenta digital. Setidaknya diperlukan total sebanyak 9 juta orang agar Indonesia dapat menguasai ekonomi digital.

“Targetnya 600 ribu talenta digital per tahun, itu disampaikan Presiden. Jumlah itu bisa terpenuhi 9 juta talenta digital pada 2030 untuk bisa masuk ke ekonomi digital, agar Indonesia bisa menguasainya,” ungkapnya.

Soal hal ini, ia mengatakan tugas Balitbang SDM Kominfo adalah mempersiapkan kebutuhan SDM talenta digital. Pasalnya, talenta merupakan skill yang perlu dipahami hingga menjad ahli. Oleh karena itu, skill dan talenta diperlukan guna menciptakan ahli digital.

Sebagai informasi, kegiatan itu juga menghadirkan narasumber, Kepala Kanwil Dirjen Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan Parjiya, Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Kementerian Kominfo, Hedi M. Idris. Plt Kepala Balai Besar Pengembangan SDMP Kementerian Kominfo Sulawesi Selatan, Junaedi dan Kepala Dinas Kominfo Kota Makassar, Denny Hidayat.