Microsoft Angkat Kaki dari Rusia

0
468

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) Microsoft menghentikan seluruh operasional bisnisnya di Rusia. Keputusan ini diumumkan Microsoft pada Jumat (4/3/2022) waktu setempat.

Kebijakan penghentian penjualan produk dan operasional bisnis diambil Microsoft sebagai respons perusahaan atas konflik Rusia dan Ukraina sejak akhir Februari 2022. Langkah Microsoft menambah panjang daftar korporasi yang menutup roda usahanya di Rusia sejak konflik berkecamuk di Eropa Timur.

“Seperti masyarakat dunia pada umumnya, kami takut, marah, dan sedih atas berbagai gambar dan berita yang datang dari perang di Ukraina. Kami mengutuk tindakan tak adil, penuh provokasi, dan tak berdasar hukum yang dilakukan Rusia di sana,” kata Presiden Microsoft Brad Smith, dikutip dari The Moscow Times, Sabtu (5/3).

Sampai saat ini belum ada detail lanjut mengenai penutupan operasional Microsoft di Rusia. Akan tetapi, perusahaan ini menyebut turut berperan dalam mengatasi berbagai serangan siber yang dilakukan terhadap jaringan internet Ukraina.

“Sejak perang dimulai, kami menentang keputusan Rusia yang menghancurkan dan mendisrupsi seluruh lini pemerintahan Ukraina, sektor IT, hingga lembaga keuangan di sana,” katanya.

Keputusan Microsoft menghentikan operasional bisnis di Rusia diambil bersamaan dengan pengumuman kebijakan negara tersebut memblokir akses ke salah satu media sosial besar di dunia yaitu Facebook. Rusia juga membatasi akses warganya untuk membuka Twitter.

Kebijakan pemblokiran ini dilakukan Rusia sejak Jumat (5/3/2022) waktu setempat. Regulator Komunikasi Rusia Roskomnadzor berkata pemblokiran dilakukan salah satunya karena Facebook dituding mendiskriminasi media asal Rusia selama ini.

Rusia menyebut sejak Oktober 2020 sudah ada 26 kasus diskriminasi yang dilakukan Facebook terhadap media massa asal negara itu. Terkini, Facebook diketahui membatasi akses kantor berita Rusia RIA dan media RT.

Mengutip Reuters, pemblokiran Facebook dan Twitter oleh Rusia menjadi puncak gunung es dari eskalasi besar yang melibatkan sejumlah perusahaan medsos dengan negara itu dalam beberapa tahun terakhir.

Pemblokiran Facebook dan Twitter oleh Rusia belum ditanggapi pihak kedua perusahaan tersebut. Akan tetapi, Kepala urusan global Meta Nick Clegg mengatakan perusahaan akan terus melakukan segala yang bisa dilakukan untuk memulihkan layanannya.